Lampung, DN
Perusahaan kontraktor PT Bizona Prima Perdana angkat bicara terkait berbagai tudingan yang beredar di masyarakat mengenai dugaan penyimpangan dan ketidaksesuaian spesifikasi dalam proyek pembangunan WC di beberapa wilayah di Lampung Utara.
Perwakilan PT Bizona Prima Perdana Sodik yang juga pengawas lapangan menyatakan bahwa seluruh pekerjaan telah dilakukan sesuai spesifikasi yang disepakati, dan jika terjadi kekeliruan di lapangan, hal tersebut merupakan kesalahan subkontraktor, bukan pihak perusahaan.
Menurut pernyataan Sodik, seluruh proses pembangunan, termasuk pemasangan material, telah dijaga ketat setiap hari.
Pihaknya juga membantah tudingan penggunaan material di bawah standar, seperti penggunaan besi dengan diameter yang lebih kecil.
“Jika ada penggunaan besi yang tidak sesuai, itu murni kesalahan subkontraktor, dan kami telah melakukan pembongkaran serta perbaikan sesuai standar,” ujarnya.
Terkait pemberitaan mengenai penggunaan bata bekas dan pemasangan dinding tanpa cor besi, Sodik menilai informasi tersebut tidak akurat.
Mereka menegaskan bahwa bata yang digunakan adalah bata baru, dan kesalahan pemasangan dinding tanpa cor besi adalah tindakan oknum subkontraktor yang langsung diperbaiki setelah ditemukan.
Menangapi isu keterlambatan pembayaran kepada subkontraktor, pihak Bizona menjelaskan bahwa dalam dunia konstruksi, keterlambatan pembayaran merupakan hal yang wajar karena menyesuaikan dengan proses pencairan dana dari pemerintah.
“Kami sebagai kontraktor bertanggung jawab penuh, namun subkontraktor juga seharusnya memiliki modal awal untuk menunjang pekerjaan itu,” tambahnya.
Mengenai dugaan ketidaksesuaian spesifikasi pada bilik WC, Sodik menegaskan bahwa pengukuran volume oleh BPKP telah dilakukan secara langsung di lapangan.
“Jika terdapat perbedaan ukuran, hal itu disebabkan oleh penyesuaian pada lapangan untuk memastikan kualitas pekerjaan yang lebih baik,” tegasnya.
Terkait perbedaan nilai borongan dengan subkontraktor, namun menyebutkan bahwa nilai tersebut bervariasi karena beberapa subkontraktor hanya mengerjakan bilik WC tanpa menyelesaikan pemasangan resapan dan septic tank, yang seharusnya menjadi satu kesatuan pekerjaan sesuai kesepakatan awal.
Menyoal tudingan bahwa PT Bizona Prima Perdana mendapat keuntungan besar karena biaya borongan unit Rp 5 juta, pihak perusahaan berspekulasi bahwa nilai tersebut mencakup upah kerja sebesar Rp 2,5 juta.
Sementara sisanya untuk pengadaan material seperti batu, pasir, bata, dan besi. Material lain seperti atap, listrik, pipa, keran, dan kloset disediakan langsung oleh Bizona dengan kualitas berstandar baik.
Sodik juga menjelaskan soal dugaan penggunaan pipa yang tidak sesuai spesifikasi. Mereka mengakui pernah menerima pipa yang tidak sesuai standar akibat kesalahan staf pengadaan, namun pipa tersebut telah dikembalikan dan diganti dengan pipa yang sesuai spesifikasi kontrak.
Menanggapi pemberitaan media yang dianggap merugikan, menunda merasa keberatan karena beberapa pemberitaan dianggap tidak mengonfirmasi fakta langsung kepada mereka.
Mereka berharap media dapat menjalankan fungsi kontrol sosial dengan prinsip keberimbangan dan penyelidikan yang mendalam.
Kedepannya, telah berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan media dan masyarakat guna menjaga kualitas pekerjaan agar sesuai dengan harapan semua pihak.
“Pihak perusahaan juga mengaku siap menunjukkan hasil pekerjaan yang telah selesai sebagai bentuk transparansi kepada publik,” ungkapnya.
Ditegaskan lagi olehnya bahwa memang benar agar setiap pekerjaan yang menggunakan dana pemerintah mendapat pengawasan yang baik.
Meskipun demikian, pengawasan tersebut penting untuk memastikan bahwa penggunaan dana berjalan sesuai ketentuan.
Namun, Sodik juga mengungkapkan adanya pihak lain yang diduga sengaja memperkeruh situasi. Ia menyebutkan bahwa terdapat indikasi unsur pribadi dan kepentingan materi dalam upaya yang dilakukan pihak tersebut.
Meski begitu, Sodik menegaskan bahwa mengurungnya tetap terbuka untuk menerima konfirmasi jika terdapat hal yang perlu diklarifikasi.
Lebih lanjut, Sodik mengaku terkejut karena serangan yang dilakukan oleh pihak tersebut sudah mengarah ke ranah pribadi. A
Nilai tindakan tersebut tidak hanya mencederai profesionalitas, tetapi juga berdampak pada nama baik pimpinanya.(*)