Oleh: Miardo Seppiko Nopendra
Pembangunan ekonomi nasional merupakan fondasi utama dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat kedaulatan bangsa. Di tengah dinamika globalisasi, pesatnya era digital, serta perubahan geopolitik yang semakin kompleks, Indonesia membutuhkan strategi pembangunan ekonomi yang adaptif, berkelanjutan, dan berpijak pada kemandirian nasional. Salah satu konsep strategis yang dapat menjadi inspirasi adalah National Development Planning (NDP), yakni perencanaan pembangunan yang terstruktur dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Dalam konteks kekinian, implementasi strategi pembangunan ekonomi nasional tidak lagi relevan jika hanya mengandalkan pendekatan konvensional. Dunia telah mengalami transformasi besar-besaran. Teknologi mempercepat arus informasi, transaksi bisnis lintas batas, serta distribusi barang dan jasa secara real-time. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional harus mampu merespons perubahan tersebut dengan inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan. Prinsip-prinsip NDP yang menekankan perencanaan jangka panjang, kolaborasi lintas sektor, dan orientasi berkelanjutan menjadi sangat relevan untuk dijadikan kerangka kerja pembangunan.
Salah satu strategi yang sangat penting adalah penguatan sektor industri berbasis sumber daya dalam negeri. Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, mulai dari hasil pertanian, perkebunan, hingga pertambangan. Sayangnya, selama bertahun-tahun kekayaan ini lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa pengolahan lebih lanjut. Padahal, nilai tambah terbesar justru ada pada proses hilirisasi industri. Oleh karena itu, strategi hilirisasi menjadi prioritas agar Indonesia tidak hanya dikenal sebagai pemasok bahan mentah global, tetapi juga sebagai produsen barang jadi yang berdaya saing tinggi. Contoh nyata dari upaya ini terlihat pada hilirisasi nikel dan kelapa sawit yang mulai mendorong pertumbuhan industri nasional.
Selain industri, penguatan ekonomi digital juga menjadi pilar strategis. Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di Asia Tenggara memiliki potensi ekonomi digital yang luar biasa. Pemerintah perlu mempercepat transformasi digital pada sektor UMKM, mendukung perkembangan startup lokal, serta menciptakan ekosistem e-commerce yang sehat dan kompetitif. Digitalisasi bukan sekadar urusan teknologi, namun juga soal bagaimana membuka lapangan kerja baru, memperluas akses pasar, serta mendorong efisiensi dalam rantai pasok nasional.
Namun demikian, implementasi strategi pembangunan ekonomi nasional tidak boleh melupakan aspek pemerataan antardaerah. Pertumbuhan ekonomi nasional selama ini masih terpusat di Pulau Jawa, sementara daerah-daerah luar Jawa, terutama kawasan timur Indonesia, masih menghadapi tantangan infrastruktur dan akses pasar. Oleh karena itu, percepatan pembangunan di kawasan timur, wilayah perbatasan, dan daerah tertinggal menjadi kunci pemerataan ekonomi nasional. Pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, dan konektivitas digital harus diprioritaskan untuk membuka isolasi ekonomi wilayah tersebut.
Selain memperkuat sektor domestik, Indonesia juga harus aktif dalam diplomasi ekonomi internasional. Kerja sama bilateral maupun multilateral dalam bidang perdagangan, investasi, dan teknologi harus diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional, bukan sekadar membuka pasar bagi produk asing. Indonesia harus cermat dalam mengelola perjanjian perdagangan bebas agar tetap menjaga kedaulatan ekonomi nasional.
Di era modern ini, pembangunan ekonomi nasional juga harus selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus memasukkan aspek green economy, energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Akhirnya, implementasi strategi pembangunan ekonomi nasional membutuhkan kepemimpinan yang visioner, birokrasi yang profesional, serta partisipasi aktif masyarakat. Negara tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi pondasi utama untuk mewujudkan cita-cita pembangunan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan strategi yang terencana, terukur, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara yang mandiri dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan global yang terus berubah.
Lebih jauh lagi, implementasi strategi pembangunan ekonomi nasional di era modern harus didukung oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan ekonomi tidak akan berhasil tanpa SDM yang produktif, inovatif, dan berdaya saing global. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan, pelatihan vokasi, serta penguatan riset dan inovasi menjadi prioritas utama. Generasi muda sebagai bonus demografi Indonesia harus diarahkan menjadi pelaku utama pembangunan ekonomi melalui penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan semangat kolaboratif. Dengan SDM yang unggul, Indonesia tidak hanya mampu mengelola potensi ekonominya secara mandiri, tetapi juga mampu menciptakan terobosan-terobosan baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.