Lampung Selatan, DN
Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (Saburai) resmi menutup pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tahun Akademik 2024/2025 yang dilaksanakan di sembilan desa di Kabupaten Lampung Selatan, Senin (1/9/2025).
Mewakili Rektor, Wakil Rektor II Universitas Saburai, Ir. Anwar, MT, menegaskan bahwa KKN bukan sekadar program wajib kampus, tetapi sebuah proses belajar yang sesungguhnya.
“Kegiatan KKN bukan sekadar program wajib kampus, melainkan sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke tengah masyarakat, belajar dari kehidupan nyata, dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari di ruang kuliah,” ujarnya.
Anwar menekankan, melalui KKN mahasiswa diuji bukan hanya kecerdasannya, melainkan juga kepedulian, kemandirian, dan kemampuan bekerja sama.
“Saya merasa bangga karena pelaksanaan KKN di Lampung Selatan tahun ini membawa capaian yang luar biasa. Ada dua kelompok mahasiswa yang berhasil menerima hibah Program Bina Desa (BIMA) dari Kemendikbudristek. Ini bukan hanya prestasi mahasiswa yang bersangkutan, tetapi juga membawa nama baik Universitas Saburai di tingkat nasional,” katanya.
Ia menambahkan, karya mahasiswa yang diakui dan didanai pemerintah menjadi bukti bahwa kontribusi mereka nyata dan berdampak.
“Apa yang dilakukan mahasiswa selama KKN ini mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya bisa sangat besar bagi masyarakat. Dari sinilah kita belajar bahwa pembangunan bangsa tidak selalu harus dimulai dari hal-hal besar. Justru dari langkah kecil, dari desa, dari masyarakat, kita bisa membangun pondasi yang kokoh,” tegasnya.
Selain itu, sejumlah inovasi mahasiswa juga mendapat apresiasi, mulai dari pengembangan budidaya rumah maggot, mesin pencacah rumput untuk peternak, pembangunan sumur bor, digitalisasi administrasi pondok pesantren, hingga pembuatan pupuk cair “Bio Meta Saburai”.
Ada pula program sosialisasi QRIS di sektor pariwisata, pengelolaan sampah menjadi paving blok, pembuatan plang wisata, hingga peremajaan rumah baca bagi anak-anak desa.
“Saya mendapat pesan dari salah satu Kepala Desa, beliau menyampaikan bahwa baru kali inilah mahasiswa KKN yang benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat. Ini adalah suatu kebanggaan kita semua,” tutur Anwar.
Ia pun berpesan agar semangat pengabdian mahasiswa tidak berhenti setelah KKN berakhir.
“Bawalah semangat pengabdian ini ke mana pun kalian melangkah. Jadilah insan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang peduli, mampu bekerja sama, dan selalu memberi manfaat bagi orang lain,” ucapnya.
Anwar juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
“Kepada pemerintah daerah dan masyarakat Lampung Selatan, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah menerima, membimbing, dan mendukung mahasiswa kami dengan hangat. Tanpa dukungan masyarakat, kegiatan KKN ini tidak akan bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Ketua Tim Pelaksana KKN Universitas Saburai, Novalia, S.Pd., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan KKN Tematik tahun akademik 2024/2025 berlangsung di 9 desa di Kabupaten Lampung Selatan dengan melibatkan ratusan mahasiswa yang dibimbing oleh 18 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
“Pelaksanaan KKN berjalan sesuai jadwal dan menghasilkan berbagai program yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Novalia.
Ia mencontohkan, mahasiswa di Desa Canti membuat plang penunjuk arah dan papan peringatan di lokasi wisata, yang sangat membantu wisatawan sekaligus mengedukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Di Desa Taman Baru, mahasiswa melakukan sosialisasi dan membantu penerapan QRIS di wisata Way Tebing Cepa untuk mendukung digitalisasi pariwisata.
Sementara di Desa Way Kalam, mahasiswa berhasil mempromosikan potensi wisata dan UMKM lokal melalui media sosial. “Di Desa Munjuk, mahasiswa bahkan bergotong royong bersama warga membangun sumur bor untuk membantu pengairan pertanian,” lanjutnya.
Menurut Novalia, kreativitas mahasiswa juga terlihat di desa lain. Misalnya di Desa Bumi Sari, mahasiswa menyosialisasikan pentingnya memilah sampah dan mengolah limbah tempe.
Di Desa Rejo Mulyo, mereka membuat rumah maggot, mesin pencacah rumput, hingga sosialisasi manajemen keuangan keluarga.
“Mahasiswa di Desa Mulyosari juga berhasil mendigitalisasi administrasi pondok pesantren, mengolah sampah menjadi paving block, serta membuat pupuk cair yang diberi nama Bio Meta Saburai. Sedangkan di Desa Merak Belantung, mahasiswa meningkatkan minat baca anak-anak dengan meremajakan rumah baca BAHARI serta membuat logo desa bersertifikat,” jelas Novalia.
Ia menegaskan, testimoni positif juga datang dari sejumlah kepala desa. Salah satunya menyampaikan bahwa baru kali ini KKN Saburai benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat desa.
“Atas nama tim pelaksana, kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah, yayasan, para dosen pembimbing, mahasiswa, serta seluruh masyarakat Lampung Selatan yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga kerja sama ini terus berlanjut, dan tahun depan lebih banyak lagi proposal KKN Saburai yang bisa memperoleh pendanaan dari Kemendikbudristek,” pungkas Novalia.(*)
aburai) l